Mufa Media - Anda pernah jatuh cinta? Atau Anda pernah mengungkapkan cinta kepada seseorang? Kalau pernah, berarti Anda perlu membaca puisi-puisi ini. Biar bisa nostalgia gitu. Ciiee....
Bagi Anda yang pernah mengalami jatuh cinta biasanya perasaannya lebih peka dan sensitif (ini pendapat pribadi lho ya).
Kenapa bisa begitu? Soalnya orang yang jatuh cinta itu cenderung lebih puitis (kalo yang ini pengalaman pribadi :)
Nah, kali ini Anda bisa membaca puisi hasil perenungan cinta saya. Berdasarkan pengalaman pribadi sich. (Ah, jadi malu).
Tanpa basa-basi. Langsung aja kita ke TKP. Hhehe...
MENUNGGU RASA
Pengalaman rasa berlalu
Tinggalkan gema bertalu-talu
Telah lewat ...
Tak dapat terlihat
Ini waktu ...
Telah lalu
Hamburkan hambar
Sebarkan hampa
Tak berasa
Cukup singkat waktunya
Sekarang ...
Itu jadi cerita
Ataupun kenangan di hari tua
Saat ini ...
Ku menunggu setia
Kafilah rasa lewat bersedia
Saat ini ...
Ku menunggu rasa
Baca Juga: Kumpulan Puisi Tentang Persahabatan
Tinggalkan gema bertalu-talu
Telah lewat ...
Tak dapat terlihat
Ini waktu ...
Telah lalu
Hamburkan hambar
Sebarkan hampa
Tak berasa
Cukup singkat waktunya
Sekarang ...
Itu jadi cerita
Ataupun kenangan di hari tua
Saat ini ...
Ku menunggu setia
Kafilah rasa lewat bersedia
Saat ini ...
Ku menunggu rasa
Baca Juga: Kumpulan Puisi Tentang Persahabatan
UNTUKMU, CAHAYA EMBUN PAGI
Ketika embun menetes diatas daun pagi yang menghijau
Kesegarannya membalut alam dengan kelembutan
Keindahannya membuat rasa terpaut
Kejernihannya ungkapkan lagu rindu
Kesan dalam kalbu terhembus udara sejuk
Kesankan sisa-sisa cerita keindahan malam
Kiaskan kemurnian simfoni kalbu
Nirmala elok gambarkan pesonamu
Ungkapkan lukis diri yang rupawan nan sendu
Raut wajah rembulan semilir angin menerpamu
Ungkapkan lukis diri yang rupawan nan sendu
Raut wajah rembulan semilir angin menerpamu
Untai awan putih dalam naungan langit biru
Lekatkan sayap patah dengan perekat rasamu
Lekatkan sayap patah dengan perekat rasamu
Kemilau cahaya dari embun pantulkan silau
Untuk siratkan pesona ayumu
Rendah hati hiasi budimu
Nyaman ada dalam dekapmu
Intan permata seakan tak sanggup bandingimu
Alam mengangguk tanda setuju
Untuk siratkan pesona ayumu
Rendah hati hiasi budimu
Nyaman ada dalam dekapmu
Intan permata seakan tak sanggup bandingimu
Alam mengangguk tanda setuju
Wahai cahaya embun yang elok rupamu
Aku menyapamu dengan segenap kerendahanku
Tak harapkan kecuali kemilau cahaya senyummu
Ingin rasanya ku menyanjungmu
Baca Juga: Kumpulan Puisi Curahan Hati
Aku menyapamu dengan segenap kerendahanku
Tak harapkan kecuali kemilau cahaya senyummu
Ingin rasanya ku menyanjungmu
Baca Juga: Kumpulan Puisi Curahan Hati
SUSUNAN BUNGA RAMPAI
Beiring hari kuhimpun kalimat nan berseri
Menepis sunyi yang coba hinggapi hati
Dengan ini kuberkata-kata kembali
Menepis sunyi yang coba hinggapi hati
Dengan ini kuberkata-kata kembali
Wahai mentari...
Dampingi aku berdansa dengan seni
Tuk gumamkan lagu bernuansa sendu tapi berisi
Sinari aku dengan cahayamu yang murni
Demi pautkan hati dengan irama-irama suci bernurani
Wahai mentari...
Izinkan aku memungut kata ‘tuk kutempelkan pada dinding-dinding nadiku
Menghias kalbuku dengan tembang-tembang syahdu
Kalau boleh kuberkata
Atau sekedar eja untaian
Sekian banyak insan terkadang tak bertaut rasa
Hingga tak sanggup sekedar rangkaikan bahasa
Atau mungkin hanya harap kejutan bersua
Lalu...
Kalaupun kupantas bertanya
Bilakah insan tak lekas tergesa-gesa ?
Ataupun dengan kejutan mendamba ?
Walau hidup kadang penuh kejutan
Namun bunga kata lebih berkesan
Karena dengannya kita mengeja makna kehidupan
Jangan harap hanya dengan kejutan, Kawan
Kau dapat hayati arti persahabatan
Karena hidup terangkai dengan proses berkelanjutan
Lewat detak jantungku, kudengungkan ini kata
Mencoba tembus celah-celah dalam lorong nuranimu
Sebuah hal penting bagiku
Tuk resapi lanjutan bunga rampai kalimatmu
Baca Juga: Kumpulan Puisi Islami
MASIH RAPUH KINI
Kala kusandarkan anganku pada dahan berdahan embun pagi
Kurasa masih rapuh dahanku tuk rasakan tetesan kesejukannya
Sebab baru semalam rasanya embun terhimpun
Namun selalu timbulkan kerinduan untuk menjamahnya
Bersama kebeningan jiwa yang selalu mempesona
Alam...
Pagi ini kurasakan jernih kebeningannya
Namun, dalam fikirku...
Terlalu pagi jika kuberharap tetesnya
Atau terlalu berimajinasi jika kuingin menyentuhnya
Sebab dahanku masih rapuh kini
Dengan nurani ku merenungi
Terlalu lemahkah dahanku dengan kerapuhan ini?
Yang selalu terbalut kabut kerinduan pagi
Serta terikat belenggu rasa yang berduri
Namun...
Dengan ini aku berani mencoba bermimpi
Ingin kuhiasi hidup dengan warna pengalaman diri
Dengan cinta ingin kuhiasi nurani
Baca Juga: Kumpulan Puisi Bertema Maulid Nabi
PETUALANG MENCARI RASA
Dalam sepi ...
Terfikir dalam kalbu inti
Apa cuma begini ?
Terus begini diri ini ?
Oh ... diriku
Sebenarnya kau tahu
Kau sadar akan kewajibanmu
Kau sadar akan cita-citamu
Kau gantungkan cita-citamu
Setinggi anganmu
Tapi ...
Sudahkah kau rasa cukup ?
Dengan usahamu yang masih mengatup
Belum mekar baru kuncup
Masih terdengar sayup
Oh ... diriku
Masihkah ada maksud ‘tuk capai anganmu ?
Tuk gapai cita-citamu ?
Oh ... diriku
Yakinkan engkau mampu
Tuk capai anganmu
Dengan usaha kerasmu
Tuk dapatkan ridlo Tuhanmu
Baca Juga: Kumpulan Puisi Bertema Kritik
BILA RASA
Bila rasa datang menghampiri
Bagai emas tak usah dicari
Beriring waktu singgah dihati nurani
Beraksi ukir kenangan abadi
Bila rasa datang menyapa
Munculkan beribu-ribu asa
Mengasuh muka sekuat kuasa
Menjulang tinggi mengangkasa
Tuk gapai bintang rasa
Terlebih bulan angkasa rasa
Bila rasa sempat mengadu
Diri berfikir aduan kalbu
Berkelana dalam alunan semu
Mengarungi indahnya suasana sendu
Tapi ...
Bila rasa tak sampai menepi
Terbuai diatas ombak nuansa sunyi
Tak kunjung sampai pada indahnya pantai
Untuk sekedar bersandar pada dermaga hati
Untuk sekedar lilitkan tali bernada simfoni diri
Lilitan tali yang tak hanya diiringi lagu sepi
Lilitan tali yang tak hanya ingin dianggap seni
Tapi lilitan tali berisi sisi simfoni pujaan hati
Akankah hampa terasa hati tak berarti ?
Hai, kawan !
Bila punya rasa jangan ditawan
Karena rasa sangat berkesan
Namun bila rasa kau tawan,
Sampai ombak keberapa kau dapat tahan?
Baca Juga: Kumpulan Puisi Bertema Kepahlawanan
BERKATA PADA CINTA
Bahasa cinta, kata pujangga adalah bahasa kasih sayang
Bahasa sayang, kata penyair adalah bahasa rasa
Menunggu untuk diungkap selain dirasa
Dari hati terdalam dari insan
Dari rasa tertajam dari mata pisau nurani
Menunggu rasa dari kasih hati memang tak menjemukan
Namun dapat bawa hati yang tak bertuan
Menanti ...
Menunggu ...
Berharap ....
Adalah lagu lama dari pertautan cinta
Sampaikan bahasa ini pada semilir angin
Sampaikan bahasa ini pada langit kebiruan
Sampaikan bahasa ini pada segenap alam
Dengan segenap ketulusan
Selalu dinanti ...
Walau tak pasti
Selalu ditunggu ...
Walau tak menentu
Katakan pada cinta tentang cintamu
Katakan sayang pada tersayang
Dengan cinta ...
Dengan ketulusan ...
Katakan hingga angin berdesir bersama pasir
TERTUNDA
Kala waktu bercumbu menggelitik ketiak rasa
Tak dapat hindarkan hikayat masa
Tuk lepaskan rasa penat rindu cinta
Berbagi sensasi bertumpah berlama-lama
Ingin berlama-lama
Namun ...
Rasa tak dapat dibohongi
Mata nurani tak dapat ditutupi
Walau begitu ...
Cinta berasa tak membuncah
Rasa berasa tak mendesah
Dahaga terasa tak terbasah
Ungkapan cinta terasa tak terasah
Kenapa harus tertunda
Sampai disini
SAYANG SEKALI, SAYANG!
Ketika hati ingin bersandar
Terhantar dermaga di pelabuhan
Mengikat tali pada kayunya
Terikat kuat dengan simpul rasa
Mengaduh rindu pada bulu perindu
Agar terdengar pada dunia
Rasa asa bergema cinta
Bertabur mimpi di angkasa
Sampai itu harapan terbawa
Meraung keras menembus masa
Sampai jauh tak terlihat mata
Ketika itu
Sudah terpegang talinya
Telah nampak gambar simpulnya
Tinggalkan ikatkan eratnya
Tapi sayang ...
Sayang sekali, Sayang
Hati tergoda akan keraguan
Seolah takut akan rintangan
Terbayang suramnya masa depan
Tapi sayang ...
Sayang sekali, Sayang
Relung kalbu belum sempat hayati kalbu
Terkesiap hentakan semu
Berharap pada mimpi jemu
Tapi sayang ...
Sayang sekali, Sayang
Naluri sadar tak bangun penyandar
Tuk rebahkan punggung dasar
Bersama mimpi renungi diri
Sungguh sayang sekali, Sayang
Intan murni tak terbalas permata
LAYU
Dulu...
Tatkala masih segar bunganya
Segenap tangan ingin memetiknya
Berusaha tangan ingin menggenggamnya
Menciumnya
Memeluknya
Memilikinya
Betapa segar tatkala itu
Dengan segala keranuman sendu
Menumpah pesona merayu
Kini...
Jauh dulu tak seperti ini
Kasihan mata tak berdaya
Lemas jantung tak berasa
Sang bunga kini melayu
Tak ceria tampak kuyu
Tertunduk lemah lesu
Ku tak menahu mengapa begitu
Sampai waktu ...
Hilang asa untuk menunggu
HAPPY BIRTHDAY
Suara malam terdengar syahdu
Endapkan lagu sunyi bernada merayu
Lentera sepi coba terangi mimpi
Alunan simfoni isi tiada mati
Menceritakan hikayat sendu berbalut semu
Antarkan angan dalam naungan rindu
Tuk lepaskan ikatan malam tiada menentu
Untukmu kutulis puisi
Luapkan kegembiraan yangterbagi dengan hari
Antarkan ucapku dengan bahasa tulisku
Nuraniku doakan selamatmu
Gerak kalbuku inginkan mengiringmu
Tak kau lupa akan harimu
Atau sejarah dalam hidupmu
Hingga sampai masa akhirmu
Untukmu kugoreskan penamu
Nuansakan melodi Selamat
Ulang Tahunmu
0 Comments